Minggu, 30 Desember 2012

Bank Sampah, Solusi Mengatasi Permasalahan Sampah

 

Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink,1996). Setiap harinya, berton-ton sampah dihasilkan dari aktivitas manusia. Pertambahan penduduk dan perilaku konsumtif masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan karakteristik sampah yang semakin beragam. Penghasil sampah terbesar adalah rumah tangga. Dari total pembuangan sampah, hampir 75% merupakan sampah rumah tangga atau permukiman, 25% sisanya merupakan sampah industri, perkantoran, dan tempat umum.
Sampah dapat menimbulkan dampak yang berbahaya bagi masyarakat dan lingkungannya. Oleh karena itu, diperlukan suatu upaya pengelolaan yang tepat dan berkesinambungan agar dampak negatif sampah dapat dihindari.
Salah satu cara pengelolaan sampah yaitu dengan pemilahan sampah. Pemilahan sampah merupakan pengelompokan sampah berdasarkan jenisnya, meliputi sampah organik (sisa makanan, daun kering) dan sampah anorganik (kertas, botol, logam, plastik). Sampah organik dapat dimanfaatkan untuk dijadikan kompos. Sedangkan sampah anorganik dapat dilakukan pengelolaan melalui bank sampah.
Bank  sampah merupakan suatu tempat yang digunakan untuk mengelola sampah secara swadaya oleh masyarakat. Penerapan bank sampah merupakan salah satu upaya untuk membenahi dan memperbaiki sistem pengelolaan sampah. Kegiatan yang dilakukan di bank sampah meliputi pemilahan sampah pada sumbernya yaitu pada masing-masing rumah meliputi sampah plastik, botol, kertas dan sampah organik. Kemudian sampah yang telah terkumpul dijual ke pengepul, sedangkan sampah organik dijadikan kompos. 

Toksoplasmosis




Kucing memang binatang yang lucu dan menggemaskan, namun kucing bisa menjadi sangat berbahaya dan menakutkan apabila kucing tersebut menjadi penular penyakit Toksoplasmosis.
Apakah toksoplasmosis itu? Toksoplasmosis merupakan infeksi pada hewan berdarah panas termasuk manusia yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Oosista pada tinja kucing bertahan lama di dalam tanah yang lembab yang tidak terkena sinar matahari. Oosista di tanah mengalami sporulasi menjadi infektif dalam waktu 1-5 hari.
Pada kucing, toksoplasmosis umumnya jarang disertai gejala klinis meskipun kucing yang terinfeksi tersebut telah mengeluarkan berjuta-juta oosista.
Perilaku kucing yang biasa mengubur kotorannya membuat oosista bertahan lama di dalam tanah dan siap mencemari lingkungan.
Pada manusia, toksoplasmosis mempunyai arti penting terutama pada wanita hamil. Toksoplasmosis akut pada manusia sering tidak menimbulkan gejala nyata, sehingga penderita sering tidak mengetahui kalau dirinya sakit. Tetapi pada wanita di usia kehamilan trimester 1 (kehamilan sangat awal) dapat menyebabkan terjadinya abortus, bayi lahir sudah meninggal, dan cacat bawaan karena pada saat itu sedang terjadi proses pembentukan alat tubuh, kelainan yang terjadi dapat berupa hidrosefalus, gangguan syaraf, gangguan penglihatan, dan radang hati.
Gejala klinik yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya yaitu demam, pembesaran kelenjar limfe bagian belakang tanpa rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit di otot dan lesu. Karena gejala klinis yang muncul tidak khas maka deteksi toksoplasmosis akut dilakukan dengan pemeriksaan antibodi dalam darah penderita.
Penularan toksoplasma gondii pada manusia dapat melalui 2 cara yaitu : secara aktif (didapat) dan pasif (bawaan). Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista infektif dan sista, sedangkan penularan pasif terjadi melalui plasenta. Faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya penularan pada manusia antara lain sering bergaul dengan kucing yang terinfeksi, kebiasaan makan sayuran mentah dan buah-buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu, serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.
Prinsip pencegahan yang dilakukan agar tidak terkena toksoplasmosis adalah dengan memutus rantai penularan, sehingga oosista infektif maupun sista tidak masuk ke dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
1.      Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum makan, setelah menangani jaringan (otak, hati, daging) mentah
2.      Kucing yang dipelihara dirumah sebaiknya diberi pakan yang matang. Tempat pakan, minum dan alas tidur harus selalu bersih, sediakan bak pasir tempat kucing membuang kotoran dan harus selalu bersih
3.      Orang yang suka berkebun sebaiknya memakai sarung tangan dan setelah selesai berkebun tangan dicuci dengan air yang mengalir dan sabun.
4.      Mencuci dengan bersih sayuran mentah dan buah-buahan segar sebelum dimakan.
5.      Daging yang dikonsumsi terutama daging kambing, dan kelinci harus dimasak terlebih dahulu agar sisa oosista toksoplasma yang mungkin terbawa dalam daging tersebut mati. Pemasakan minimal pada suhu 600, paling cepat 15 menit.
6.      Hindari kontak  antara kucing peliharaan dengan hewan-hewan mamalia liar seperti rodentisia liar (tikus, bajing, musang, dan lain-lain) dan reptil kecil (cicak, kadal, bengkarung) karena kemungkinan hewan-hewan liar tersebut dapat sebagai hewan perantara toksoplasmosis.
7.      Mencuci peralatan dapur setelah digunakan untuk memasak
8.      Pemberantasan lalat dan kecoa karena dapat bertidak sebagi hospes perantara
9.      Wanita hamil harus menghindari kontak dengan kucing, tanah dan daging hewan mentah.

Sabtu, 29 Desember 2012

Radang Tenggorokan / Faringitis

Musim penghujan seperti sekarang perlu diwaspadai, jika daya tahan tubuh rendah, maka berhati-hatilah karena banyak penyakit mengancam, seperti batuk, pilek, flu, sakit kepala, demam, dan radang tenggorokan. Dalam uraian kali ini, akan dibahas salah satunya yaitu radang tenggorokan, dan akan dijelaskan dalam file powerpoint di bawah :  ppt faringitis

“Bejo” Bersama Pak Bejo


Selama 5 minggu, dimulai dari tanggal 08 Oktober hingga 10 November 2012, mahasiswa jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta melaksanakan praktek kerja lapangan di Puskesmas di Kota Yogyakarta. Di Kelas Reguler, kelompok terbagi menjadi 7, yaitu di Puskesmas Gondokusuman 1, Puskesmas Mantrijeron, Puskesmas Kotagedhe 1, Puskesmas Mergangsan, Puskesmas Pakualaman, Puskesmas Wirobrajan, dan Puskesmas Umbulharjo 1.
Saya dimasukkan ke dalam kelompok Puskesmas Gondokusuman 1 bersama Anindita Riski Iswari, Dicky Ari Wijaya, Latiefa Widyantari, Mufiroh, dan Ramadani Sukaningtyas.
Puskesmas Gondokusuman 1 adalah unit pelaksana pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan Gondokusuman. Yang dimaksud unit pelaksana adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya.
Wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman 1 meliputi 3 kelurahan dari 5 kelurahan yang ada di Kecamatan Gondokusuman, yaitu : Kelurahan Demangan, Kelurahan Baciro,  dan Kelurahan Klitren. Luas wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman 1 ± 221 Ha, terletak di ketinggian 114 m di atas permukaan laut, dengan topografi dataran rendah. Dengan jumlah penduduk 37351 jiwa, terdiri dari : 18508 jiwa jumlah penduduk laki-laki dan 18843 jiwa penduduk perempuan.
Wilayah kerja Puskesmas Gondokusuman 1 mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut:
a.      Sebelah utara    : Kecamatan Depok Kabupaten Sleman  
b.      Sebelah selatan : Kecamatan Umbulharjo Kota Yogyakarta
c.       Sebelah barat    : Kecamatan  Umbulharjo Kota Yogyakarta
d.      Sebelah timur    : Kecamatan Depok Kabupaten Sleman
Selama berada di Puskesmas Gondokusuman 1, mahasiswa wajib menyelesaikan praktek 4 mata kuliah yaitu STTU (Sanitasi Tempat-Tempat Umum), Penyehatan Permukiman, Klinik sanitasi dan Lingkungan Kerja Industri.
Selama praktek di Puskesmas Gondokusuman 1, kami dibimbing oleh sanitarian Puskesmas Gondokusuman 1 yaitu Bp. Bejo, AMKL. Dalam melaksanakan praktek ini, kami banyak mendapatkan pembelajaran dan pengalaman yang sangat berharga. Kami dapat mengenal dan mengetahui permasalahan apa yang ada di masyarakat, dan peran sanitarian dalam menghadapi permasalahan tersebut. Selain itu, kami juga mendapatkan ilmu yang belum kami dapatkan di bangku perkuliahan.
Terimakasih Bp. Bejo atas segala bimbingan yang diberikan kepada kami. Semoga kami dapat meneruskan perjuangan Bapak, menjadi sanitarian yang mengabdi kepada lingkungan dan masyarakat. Amin...
bersama Bp. Bejo


Jumat, 28 Desember 2012

Environmental Health


T          : Kamu kuliah dimana?          
Saya     : Poltekkes Jogja
T          : Jurusan apa?
Saya     : Kesehatan Lingkungan
T          : Trus kalo udah lulus jadi apa?
Saya     : Sanitarian
T          : Haaa?? Seni tari?? Kamu mau jd penari???
Saya     : ??????????
Itulah sedikit percakapan saya dengan seorang teman, sebut saja namanya “T”,, mungkin bagi orang awam, sanitarian adalah kata yang asing, termasuk bagi kedua orang tua saya. Sewaktu saya akan memilih jurusan kesehatan lingkungan, ortu bertanya, “mau jadi apa kamu nanti??mbok perawat atau bidan aja,,,”.. ya, hanya perawat dan bidan yang mereka kenal, namun setelah saya masuk jurusan ini, saya menjadi yakin bahwa kita tidak kalah hebat dengan perawat maupun bidan,,
Membahas mengenai jurusan yang saya ambil,, apakah sih kesehatan lingkungan itu,,?? Mengacu pada Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 pada Bab XI, Pasal 162 bahwa upaya kesehatan lingkungan ditujukan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, baik fisik, kimia, biologi, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang mencapai derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Menurut Walter R. Lym, Kesehatan Lingkungan adalah hubungan timbal balik antara manusia dengan lingkungan yang berakibat atau mempengaruhi derajat kesehatan manusia.
Sanitasi Lingkungan adalah usaha mengendalikan dari semua faktor-faktor fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal yang merugikan bagi perkembangn fisik kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Sedangkan Hygiene adalah usaha kesehatan masyarakat yang mempelajari pengaruh kondisi lingkungan thd kesehatan manusia upaya mencegah timbulnya penyakit karena pengaruh lingkungan kesehatan tsb, serta membuat kondisi lingkungan sedemikian rupa sehingga terjamin pemeliharaan kesehatan (Azrul Azwar).
Ruang lingkup kesehatan lingkungan sangat luas yaitu :
1.      Penyediaan air bersih
2.      Air limbah, sampah dan tinja
3.      Sanitasi makanan dan minuman
4.      Pencemaran udara, air dan tanah
5.      Pengawasan vektor
6.      Perumahan dan bangunan lainnya
7.      Kesehatan kerja

Nah, sekarang sudah mengerti mengenai kesehatan lingkungan kan,,,?