Ternyata,
untuk lulus dari sebuah politeknik kesehatan
dengan gelar ahli madya kesehatan lingkungan butuh perjuangan yang tidak
mudah. Pengalaman pertama menyusun usulan penelitian karya tulis ilmiah sungguh
sangat berat tapi menyenangkan. Berat karena banyak yang harus dipikirkan, dan
dilakukan. Apa yang dipikirkan ? yang dipikirkan adalah masalah apa yang akan
diangkat menjadi topik karya tulis. Kemudian apa yang dilakukan? Menyusun
usulan proposal, berkonsultasi dengan pembimbing baik pembimbing I maupun II,
dan menjalani sidang proposal penelitian, merevisi proposal penelitian, dll.
Saya selalu teringat masa-masa itu, yang akan menjadi pengalaman yang tak akan
terlupakan. Rasanya tangan ini masih dingin dan gemetar, perut mual, bahkan
saya mengalami muntah sebelum sidang dan tidak nafsu makan. Lebai ya.. tapi
memang itu kenyataan. Sidang proposal saya jam setengah 3 sore, saya jalani
selama kurang lebih 1 jam. Sungguh saat-saat yang mendebarkan.
Apalagi saat menanti nilai yang diberikan oleh para penguji. Dan Alhamdulillah,
tiba saat saya mengetahui hasil jerih payah saya, “ Mbak Nurul, nilaimu A. Ini
penelitiannya bisa dilanjutkan dengan revisi, mau minta waktu berapa lama?”
begitu kata penguji, saya minta waktu untuk revisi 3 minggu, namun disetujui 2
minggu saja. Yah, setelah mengetahui nilai tersebut, saya amat sangat
bersyukur. Lega dan plong rasanya. Tapi perjuangan tidak terhenti sampai
disitu, karena ini baru awal, dan perjuangan masih akan berlanjut sampai wisuda
nanti. Semoga perjuangan tidak sia-sia, kuliah yang kujalani berbuah hasil,
setelah lulus nanti ingin segera mendapatkan pekerjaan, dan membuat bangga
orangtua, suami dan anakku tercinta. Amiiiiiiiiiiin..... Sudah tak sabar
rasanya, 6 bulan menuju wisuda dan nanti di belakang nama saya akan tercantum
gelar : Nurul Hanifah Astuti, AMKL. Hhee..