Mata kuliah yang diajarkan di Jurusan Kesehatan
Lingkungan, salah satunya adalah mata kuliah PAPLC (Penyehatan Air dan
Pengelolaan Limbah Cair). Pada semester 3, kami banyak melakukan kunjungan
lapangan ke beberapa tempat antara lain IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah)
Sewon Bantul, PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kebumen, PDAM Klaten, PDAM
Nogotirto, dan PAH (Penampungan Air Hujan) Patuk. Saya akan membahas salah
satunya yaitu mengenai PAH di Patuk, Gunungkidul.
Data Kunjungan :
PAH adalah singkatan dari Penampungan Air Hujan. Yaitu
sebuah bangunan yang digunakan untuk menampung air hujan. Pada era 1980-an, PAH
sudah mulai dibangun oleh pemerintah, PLAN Internasional, dan UNICEF di kawasan
karst Gunungkidul. Masyarakat di kecamatan Tepus, Rongkop, Tanjungsari,
Purwosari, Semanu, Panggang dan Patuk
Kabupaten Gunungkidul telah sejak lama memanfaatkan air hujan sebagai salah
satu sumber air.
PAH dibangun di daerah yang kesulitan sumber air
bersih, seperti di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Sebenarnya di daerah
Patuk terdapat juga sumber air yang lain, antara lain :
1. PMA
(Perlindungan Mata Air)
2. PDAM
Bunder (perpipaan) dimana aliran Sungai Oya dibendung lalu diolah untuk
selanjutnya didistribusikan ke masyarakat sekitar.
3. Sumur
gali
Namun karena topografinya adalah daerah pegunungan
kapur sehingga air pada sumur gali baru ditemukan pada kedalaman sekitar 15 -
18 m. Hal itu tentu menyulitkan warga dalam penyediaan air bersih. Maka
solusinya, masyarakat menggunakan air hujan.
PAH yang kami kunjungi berada di Dusun Wonosari, Desa
Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. PAH berjumlah 27 unit, 1 unit
PAH merupakan hasil swadaya masyarakat yang dibangun sebelum tahun 2008.
Sedangkan setelah tahun 2008, mendapatkan
bantuan dari Palang Merah Indonesia dan hibah Palang Merah Jepang sebanyak 26
unit PAH. Satu PAH harganya sekitar Rp.
6.000.000,00 untuk materialnya, sedangkan proses pelaksanaannya (tenaga) atas
swadaya masyarakat secara gotong royong.
Pemanfaatan
air hujan untuk :
1.
Memasak dan Minum
2.
Mencuci
3.
Membersihkan lingkungan
4.
Minum ternak
(Pemanfaatan
tergantung ketersediaan air dari PAH)
PAH yang dibangun berbentuk elips, dengan volume yang
bervariasi, rata-rata volumenya 8000 m3. PAH sangat penting fungsinya sebagai
alternatif sumber air di daerah sulit sumber air seperti di daerah Desa Semoyo,
Patuk tersebut, atau dalam kata lain, PAH mengurangi beban masyarakat dalam
penyediaan air bersih. Masing-masing PAH rata-rata dipakai oleh 3-6 kepala
keluarga tergantung padatnya pemukiman di sekitar PAH.
PAH di Desa Semoyo murni menampung air hujan, namun
jika air hujan tidak memenuhi kebutuhan, maka menggunakan mata air dengan cara
mengalirkan melalui pipa. Hal ini untuk mengantisipasi ketika musim kemarau
dimana hujan tidak turun.
Proses
masuknya air hujan ke penampungan :
1. Air
hujan dialirkan melalui talang
2. Talang
masuk ke menhole atau lubang di atas bangunan PAH berukuran 50 cm2,
3. Di
dalamnya terdapat koral dan strimin (saringan) yang berfungsi sebagai filter,
sehingga air hujan yang masuk sudah dalam keadaan bersih
Kualitas air
hujan :
1.
Kualitas air hujan di Indonesia khususnya kawasan
non industri, masih relatif bagus untuk digunakan sebagai sumber baku air
domestik.
2.
Belum banyak terjadi proses pencemaran baik dari
atmosfir/polusi udara ataupun permukaan benda-benda kotor.
Agar
kualitasnya senantiasa baik, perlu dilakukan beberapa tindakan untuk menjaga
kualitas air hujan dalam PAH.
Batas syarat maksimum air bersih :
o Total Coliform <
50
o Cali
Tinja : 0
o Air
minum
o Total
Colifarm : 0
o Cali Tinja
: 0
Menjaga
kualitas air PAH :
1. Air hujan
masuk harus bersih.
• Pastikan talang
dan pipa harus terjaga kebersihannya, agar air yang masuk juga dalam keadaan
bersih
• Jangan
masukkan air hujan 10 menit pertama.
2. Hindari
Pencemaran ke bak PAH
• Filter, tutup
PAH dan tutup peluap senantiasa terpasang baik untuk menghindari masuknya
pencemar/kotoran.
• Lakukan
pengecekan air dan pengurasan/pembersihan rutin.
3. Pengambilan
air
• Pengambilan
air untuk mencuci dan minum melalui kran pengambilan setelah air terjadi proses
pengendapan (kira-kira selang 1 jam dari akhir hujan)
• Bila perlu,
lakukan proses penjernihan dan pemurnian (saringan pasir, tawas, kaporit).
Cara menggunakan air
PAH :
1.
Untuk Memasak dan Minum
•
Setelah mendapatkan air bersih dari PAH, air
dididihkan/dimasak lebih dulu sebelum diminum.
2. Untuk
Mencuci dan Lainnya
•
Air yang telah dijernihkan atau langsung dari PAH
bisa digunakan untuk mencuci dan membersihkan.
Potensi masalah
kesehatan PAH :
1.
Disebabkan kualitas air (Diare oleh bakteri E.Coli,
lumut dan bau air kurang enak)
2.
Disebabkan binatang (DB oleh Nyamuk Aedes Agepty dan
jentik).
3.
Disebabkan sanitasi (Bau karena sanitasi yang kurang
baik).
Pencegahan
timbulnya masalah kesehatan :
a.
Memasang semua
perlengkapan PAH secara benar.
b.
Merebus air sebelum di
minum.
c.
Memberikan abate dan
desinfektan.
d.
Memeriksa kondisi air dan
membersihkan instalasi PAH secara rutin.
e.
Membuat saluran atau
parit di lingkup PAH.
Strategi perawatan PAH :
a.
Musim Kemarau
1)
Melepas dan menyipakan
instalansi talang dan pipa penangkapan air hujan.
2)
Menutup lubang masuk
dengan papan kayu dan peluap dengan filter yang masih terpasang.
3)
Penghematan penggunaan
air, dimana air digunakan untuk kebutuhan pokok saja.
4)
Menyisakan air perawatan
setinggi 10 cm dalam PAH dengan harapan jika PAH terlalu lama kena sinar
matahari tidak dapat pecah.
b.
Musim Penghujan
1)
Memasang talang dan pipa
penangkapan air hujan sebelum hujan datang
2)
Mengfungsikan pengalihan
air hujan / pralon dari talang dimana air hujan pertama / 10 menit pertama
jangan dimasukkan ke PAH karena masih banyak kotoran dari atap rumah.
3)
Membersihkan atap rumah
dan talang serta bak PAH secara rutin.
4)
Membersihkan lingkungan
PAH agar tidak ada genangan air yang dapat digunakan sebagai sarang nyamuk
penyebar penyakit.
Pemeliharaan atau peran
serta masyarakat :
·
Perawatan PAH menjadi tanggungjawab kelompok.
·
Kebersihan PAH dan lingkungannya semua
kelompok
·
Ada kesepakatan awal, bahwa :
Dibuat bersama
Dimiliki bersama
Dimanfaatkan bersama
Dijaga dan dirawat bersama
Program atau dukungan
Dinas Kesehatan terkait dengan PAH :
o
Petugas Sanitarian Puskesmas.
o
Penyuluhan Kesehatan.
o
Pengecekan sample air.
o
Penanggulangan DBD.
o
Kesehatan Rumah dan Lingkungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar