Kucing memang binatang yang lucu dan menggemaskan, namun kucing bisa
menjadi sangat berbahaya dan menakutkan apabila kucing tersebut menjadi penular
penyakit Toksoplasmosis.
Apakah toksoplasmosis itu? Toksoplasmosis merupakan infeksi pada hewan
berdarah panas termasuk manusia yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Oosista pada tinja
kucing bertahan lama di dalam tanah yang lembab yang tidak terkena sinar
matahari. Oosista di tanah mengalami sporulasi menjadi infektif dalam waktu 1-5
hari.
Pada kucing, toksoplasmosis umumnya jarang disertai gejala klinis meskipun
kucing yang terinfeksi tersebut telah mengeluarkan berjuta-juta oosista.
Perilaku kucing yang biasa mengubur kotorannya membuat oosista bertahan
lama di dalam tanah dan siap mencemari lingkungan.
Pada manusia, toksoplasmosis mempunyai arti penting terutama pada wanita
hamil. Toksoplasmosis akut pada manusia sering tidak menimbulkan gejala nyata,
sehingga penderita sering tidak mengetahui kalau dirinya sakit. Tetapi pada
wanita di usia kehamilan trimester 1 (kehamilan sangat awal) dapat menyebabkan
terjadinya abortus, bayi lahir sudah meninggal, dan cacat bawaan karena pada
saat itu sedang terjadi proses pembentukan alat tubuh, kelainan yang terjadi
dapat berupa hidrosefalus, gangguan syaraf, gangguan penglihatan, dan radang
hati.
Gejala klinik yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya
yaitu demam, pembesaran kelenjar limfe bagian belakang tanpa rasa sakit, sakit
kepala, rasa sakit di otot dan lesu. Karena gejala klinis yang muncul tidak
khas maka deteksi toksoplasmosis akut dilakukan dengan pemeriksaan antibodi
dalam darah penderita.
Penularan toksoplasma gondii pada
manusia dapat melalui 2 cara yaitu : secara aktif (didapat) dan pasif (bawaan).
Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista infektif dan sista,
sedangkan penularan pasif terjadi melalui plasenta. Faktor resiko yang dapat
menimbulkan terjadinya penularan pada manusia antara lain sering bergaul dengan
kucing yang terinfeksi, kebiasaan makan sayuran mentah dan buah-buahan segar yang
dicuci kurang bersih, makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu, serta
mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup sehingga
kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.
Prinsip pencegahan yang dilakukan agar tidak terkena toksoplasmosis adalah
dengan memutus rantai penularan, sehingga oosista infektif maupun sista tidak
masuk ke dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
1.
Mencuci
tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum makan, setelah menangani jaringan
(otak, hati, daging) mentah
2.
Kucing yang
dipelihara dirumah sebaiknya diberi pakan yang matang. Tempat pakan, minum dan
alas tidur harus selalu bersih, sediakan bak pasir tempat kucing membuang
kotoran dan harus selalu bersih
3.
Orang yang
suka berkebun sebaiknya memakai sarung tangan dan setelah selesai berkebun
tangan dicuci dengan air yang mengalir dan sabun.
4.
Mencuci
dengan bersih sayuran mentah dan buah-buahan segar sebelum dimakan.
5.
Daging yang
dikonsumsi terutama daging kambing, dan kelinci harus dimasak terlebih dahulu
agar sisa oosista toksoplasma yang mungkin terbawa dalam daging tersebut mati.
Pemasakan minimal pada suhu 600, paling cepat 15 menit.
6.
Hindari kontak
antara kucing peliharaan dengan
hewan-hewan mamalia liar seperti rodentisia liar (tikus, bajing, musang, dan
lain-lain) dan reptil kecil (cicak, kadal, bengkarung) karena kemungkinan
hewan-hewan liar tersebut dapat sebagai hewan perantara toksoplasmosis.
7.
Mencuci
peralatan dapur setelah digunakan untuk memasak
8.
Pemberantasan
lalat dan kecoa karena dapat bertidak sebagi hospes perantara
9.
Wanita hamil
harus menghindari kontak dengan kucing, tanah dan daging hewan mentah.