Jumat, 18 Januari 2013

Sampahku, Sampahmu, Sampah Kita Bersama

Apa sih sampah itu?? Berikut pengertian sampah yang dikemukakan oleh para ahli :

# TANJUNG, Dr. M.Sc
Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula
# RADYASTUTI, W. Prof. Ir (1996)
Sampah adalah sumber daya yang tidak siap pakai
# BASRIYANTA
Sampah merupakan barang yang dianggap sudah tidak terpakai dan dibuang oleh pemilik / pemakai sebelumnya, tetapi masih bisa dipakai atau dikelola dengan prosedur yang benar
# KAMUS LINGKUNGAN (1994)
Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk digunakan secara biasa atau khusus dalam produksi atau pemakaian; barang rusak atau cacat selama manufaktur; atau materi berlebihan atau buangan.
# PRIE G. S
Sampah adalah barang yang kita miliki tetapi sama sekali tidak pernah ada gunanya
# ECOLINK (1996)
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia meupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis
# SETYO PURWENDRO
Sampah merupakan bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, industri ataupun aktivitas manusia lainnya sehingga dengan kata lain, sampah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai
# WIJAYA JATI
Sampah merupakan konsekuensi dari adanya aktivitas manusia. Setiap altivitas manusia pasti menghasilkan sampah
# DARMADI
Sampah merupakan produk buangan yang pada umumnya berbentuk benda padat, dengan komposisi bahan organis dan anorganik

Senin, 14 Januari 2013

KTI Sampah

saya tertarik sekali mengenai permasalahan sampah, oleh karena itu saya mangajukan judul KTI mengenai sampah yaitu :
1. HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH TERHADAP KEBERHASILAN BANK SAMPAH DI DUSUN MADUSARI, WONOSARI, GUNUNGKIDUL
dan
2. PENGARUH PELATIHAN TERHADAP PENGETAHUAN, SIKAP DAN PRAKTIK PELAKSANAAN BANK SAMPAH PADA SISWA DI SDN WONOSARI II, WONOSARI, GUNUNGKIDUL

Alhamdlillah, kedua judul KTI tersebut diterima,, namun sebelum saya membuat proposal mini untuk kedua judul tersebut, pada tahun 2010, saya pernah membuat KTI untuk dilombakan dalam Lomba Kreativitas Karya Tulis Ilmiah yang diselenggarakan oleh UKM Riset Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. KTI berjudul "PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN MODEL PEMILAHAN
MENUJU  POLA HIDUP SEHAT DI BARAK PENGUNGSIAN KORBAN MERAPI" tersebut saya kerjakan bersama salah seorang teman, Derajat Prasojo. Dan berhasil meraih juara 1.

Berikut adalah file dari karya tulis saya tersebut :

Sanitary Landfill


Adanya bank sampah sangat bermanfaat untuk mengurangi jumlah sampah di TPA (Tempat Pembuangan Akhir), nah, bagaimana kah proses pengolahan sampah di TPA ?? Berikut penjelasan mengenai sanitary landfill dari berbagai sumber, beserta pembahasan saya.
Pada umumnya metode pembuangan akhir sampah yang dilaksanakan di TPA berupa proses landfilling (pengurugan).

Skema sanitary landfill :
Merupakan lahan urug yang telah memperhatikan aspek sanitasi lingkungan. Sampah diletakkan pada lokasi cekung, kemudian sampah dihamparkan hingga lalu dipadatkan untuk kemudian dilapisi dengan tanah penutup harian setiap hari akhir operasi dan dipadatkan kembali setebal 10% -15% dari ketebalan lapisan sampah untuk mencegah berkembangnya vektor penyakit, penyebaran debu dan sampah ringan yang dapat mencemari lingkungan sekitarnya. Lalu pada bagian atas timbunan tanah penutup harian tersebut dapat dihamparkan lagi sampah yang kemudian ditimbun lagi dengan tanah penutup harian. Demikian seterusnya hingga terbentuk lapisan-lapisan sampah dan tanah. Bagian dasar konstruksi sanitary landfill dibuat lapisan kedap air yang dilengkapi dengan pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) yang terbentuk dari proses penguraian sampah organik. Terdapat juga saluran penyalur gas untuk mengolah gas metan yang dihasilkan dari proses degradasi limbah organik. Metode ini merupakan cara yang ideal namun memerlukan biaya investasi dan operasional yang tinggi.
Kelebihan sanitary landfill :
·         Timbulan gas metan dan air  lindi terkontrol dengan baik sehingga tidak mencemari lingkungan.
·         Timbulan gas metan dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi.
·         Setelah selesai pemakaiannya, area lahan urug dapat digunakan untuk berbagai keperluan seperti areal parkir, lapangan golf, dan kebutuhan lain.
Kerugian :
·         Aplikasi sistem pelapisan dasar (liner) yang rumit.
·         Aplikasi tanah penutup harian yang mahal.
·         Aplikasi sistem lapisan penutup  akhir.
·         Biaya aplikasi pipa penyalur gas metan dan instalasi pengkonversian gas metan menjadi sumber energi.
·         Biaya aplikasi pipa-pipa pengumpul dan penyalur air lindi (leachate) dan intalasi pengolah air lindi.
Sumber : Rahma Sari’s Blog

Sanitary landfill yaitu menimbun sampah di tanah yang berlekuk untuk ditutup dengan lapisan tanah. Penimbunan ini dilakukan secara berulang-ulang seperti kue lapis  yang terdiri atas penimbunan sampah yang ditutup tanah. Tanah yang semula berlekuk menjadi rata oleh sanitary landfill sehingga harga tanahnya bisa naik berlipat-lipat karena bisa dipakai untuk berbagai keperluan, seperti tempat sarana olahraga, tanaman hijau dan lain-lain. Pengelolaan sampah pun tumbuh menjadi sentra keuntungan. Yang penting harus dijaga agar sampah tidak merusak lingkungan, merembes dan mencemari air tanah.
Ini merupakan salah satu metode pengolahan sampah terkontrol dengan sistem sanitasi yang baik. Sampah dibuang ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir), kemudian sampah dipadatkan dengan traktor dan selanjutnya ditutup tanah. Bila tempat pembuangan sudah mencapai kapasitas maksimum dan setelah semua kegiatan operasi selesai maka lapisan tanah terakhir adalah 2 ft (60 cm) atau lebih. Cara ini akan menghilangkan polusi udara. Pada bagian dasar tempat tersebut dilengkapi system saluran leachate yang berfungsi sebagai saluran limbah cair sampah yang harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke sungai atau ke lingkungan. Di sanitary landfill tersebut juga dipasang pipa gas untuk mengalirkan gas hasil aktivitas penguraian sampah.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill, yaitu :
1.      Semua landfill adalah warisan bagi generasi mendatang
2.      Memerlukan lahan yang luas
3.      Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan dampak lingkungan
4.      Aspek social harus mendapat perhatian
5.      Harus dipersiapkan instalasi drainase dan system pengumpulan gas
6.      Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi dengan zat-zat beracun)
7.      Memerlukan pemantauan yang terus-menerus
Masalah- masalah lain yang mungkin dapat timbul akibat landfill yang tidak terkontrol adalah sebagai berikut :
1.      Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat digunakan untuk tujuan lain
2.      Cairan yang dihasilkan akibat proses penguraian (leachate) dapat mencemari sumber air
3.      Sungai dan pipa air minum mungkin teracuni karena bereaksi dengan zat-zat atau polutan sampah
4.      Penyumbatan badan air
5.      Merupakan tempat yang menarik bagi berbagai binatang (tikus, anjing liar)
6.      Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme penyebar penyakit
7.      Gas yang dihasilkan dalam proses penguraian akan terperangkap di dalam tumpukan sampah dapat menimbulkan ledakan jika mencapai kadar dan tekanan tertentu.
Sumber : Iskandar, Agus. 2006. Daur Ulang Sampah. Jakarta : Azka Press

Keuntungan dengan adanya metode sanitary landfill dalam pengelolaan sampah antara lain :
1.      Dimana tanah tersedia, sanitary landfill adalah yang paling ekonomis
2.      Investasi modal relative lebih rendah dari cara yang lain
3.      Sanitary landfill adalah tahap terakhir dibanding dengan insenerator dan komposting dimana masih memerlukan tindak lanjut dari residunya.
4.      Sanitary landfill bisa menerima segala macam bentuk sampah bisa dibuang kesana dengan tanpa ada pemisahan tempat
Sedangkan kerugian menggunakan metode sanitary landfill antara lain :
1.      Di daerah yang padat penduduk, tidak tersedia tanah yang masih terjangkau untuk pengangkutan secara ekonomis
2.      Harus dipelihara setiap hari, karena jika tidak akan menjadi open dumping
3.      Akan menganggu penduduk yang bertempat tinggal di sekitarnya
4.      Landfill yang telah sempurna akan tetap dan perlu pemeliharaan yang periodik
5.      Perencanaan dan konstruksi khusus harus dibuat untuk penggunaan bangunan di atas landfill
Dalam pemilihan tempat untuk sanitary landfill harus dipertimbangkan dalam hal luas tanah yang diperlukan, pengaruh adanya pemanfaatan kembali, jarak pengangkutan dari tempat penampungan sementara ke sanitary landfill, keadaan tanah dan topografi, keadaan iklim, keadaan air permukaan tanah, geologi dan hidrologi, keadaan lingkungan, dan pemakaian akhir, misal bekas tanah sanitary landfill akan dimanfaatkan untuk keperluan tertentu.
Berbagai metode sanitary landfill :
a.       Area methods
b.      Trench methods
c.       Depression methods
Alat-alat perlengkapan :
a.       Crawler tractor
b.      Bulldozer
c.       Bull clam
d.      Frant and loader
e.       Truk pengangkut
f.       Sekop dan alat-alat ringan yang lain

Sumber : Sudarso. 1985. Pembuangan Sampah. Surabaya : Proyek Pengembangan Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat, Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan



Pembahasan

Dari data mengenai sanitary landfill di atas, terdapat kesamaan antara materi yang telah didapat sebelumnya dengan materi baru yang didapat melalui browsing atau referensi yang lain. Kesamaan materi mengenai pengertian sanitary landfill, berbagai metode sanitary landfill, pemanfaatan sanitary landfill, dan lain-lain.
 Perbedaannya ada pada nama metode sanitary landfill yang ketiga, sumber dari buku menyebut “depression method”, sedangkan materi sebelumnya dikatakan “metode ramp”.
Dari referensi, didapatkan materi dan pengetahuan baru mengenai berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan dalam sanitary landfill, seperti dalam hal pemilihan tempat, lalu berbagai perlengkapan untuk sanitary landfill yang terdiri dari alat berat dan ringan, serta masalah – masalah yang akan timbul akibat dari landfill yang tidak terkontrol. Pada referensi dari buku disebutkan alat-alat seperti bulldozer, bull clam, frant and loader, dan sekop.
Pada pemanfaatan dari sanitary landfill, dari materi yang telah diberikan sebelumnya dikatakan bahwa di atas tanah sanitary landfill dapat dimanfaatkan untuk perumahan, penghijauan, dan lain-lain. Pada referensi yang didapat bahwa bila tidak terjadi masalah pada sanitary landfill maka di atasnya bisa dibangun gedung atau bangunan lain namun tetap harus mempertimbangkan aspek keselamatan dan dengan perencanaan serta konstruksi khusus. Apabila landfill tidak terkontrol maka akan membahayakan bagi masyarakat maupun lingkungan di sekitarnya.

PAH Patuk Gunungkidul


Mata kuliah yang diajarkan di Jurusan Kesehatan Lingkungan, salah satunya adalah mata kuliah PAPLC (Penyehatan Air dan Pengelolaan Limbah Cair). Pada semester 3, kami banyak melakukan kunjungan lapangan ke beberapa tempat antara lain IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) Sewon Bantul, PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum) Kebumen, PDAM Klaten, PDAM Nogotirto, dan PAH (Penampungan Air Hujan) Patuk. Saya akan membahas salah satunya yaitu mengenai PAH di Patuk, Gunungkidul. 

Data Kunjungan :
PAH adalah singkatan dari Penampungan Air Hujan. Yaitu sebuah bangunan yang digunakan untuk menampung air hujan. Pada era 1980-an, PAH sudah mulai dibangun oleh pemerintah, PLAN Internasional, dan UNICEF di kawasan karst Gunungkidul. Masyarakat di kecamatan Tepus, Rongkop, Tanjungsari, Purwosari, Semanu, Panggang  dan Patuk Kabupaten Gunungkidul telah sejak lama memanfaatkan air hujan sebagai salah satu sumber air.
PAH dibangun di daerah yang kesulitan sumber air bersih, seperti di Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Sebenarnya di daerah Patuk terdapat juga sumber air yang lain, antara lain :
1.    PMA (Perlindungan Mata Air)
2.    PDAM Bunder (perpipaan) dimana aliran Sungai Oya dibendung lalu diolah untuk selanjutnya didistribusikan ke masyarakat sekitar.
3.    Sumur gali
Namun karena topografinya adalah daerah pegunungan kapur sehingga air pada sumur gali baru ditemukan pada kedalaman sekitar 15 - 18 m. Hal itu tentu menyulitkan warga dalam penyediaan air bersih. Maka solusinya, masyarakat menggunakan air hujan.
PAH yang kami kunjungi berada di Dusun Wonosari, Desa Semoyo, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. PAH berjumlah 27 unit, 1 unit PAH merupakan hasil swadaya masyarakat yang dibangun sebelum tahun 2008. Sedangkan setelah tahun 2008,  mendapatkan bantuan dari Palang Merah Indonesia dan hibah Palang Merah Jepang sebanyak 26 unit PAH.  Satu PAH harganya sekitar Rp. 6.000.000,00 untuk materialnya, sedangkan proses pelaksanaannya (tenaga) atas swadaya masyarakat secara gotong royong. 

Pemanfaatan air hujan untuk :
1.   Memasak dan Minum
2.   Mencuci
3.   Membersihkan lingkungan
4.   Minum ternak
   (Pemanfaatan tergantung ketersediaan air dari PAH)
PAH yang dibangun berbentuk elips, dengan volume yang bervariasi, rata-rata volumenya 8000 m3. PAH sangat penting fungsinya sebagai alternatif sumber air di daerah sulit sumber air seperti di daerah Desa Semoyo, Patuk tersebut, atau dalam kata lain, PAH mengurangi beban masyarakat dalam penyediaan air bersih. Masing-masing PAH rata-rata dipakai oleh 3-6 kepala keluarga tergantung padatnya pemukiman di sekitar PAH.
PAH di Desa Semoyo murni menampung air hujan, namun jika air hujan tidak memenuhi kebutuhan, maka menggunakan mata air dengan cara mengalirkan melalui pipa. Hal ini untuk mengantisipasi ketika musim kemarau dimana hujan tidak turun.
Proses masuknya air hujan ke penampungan :
1.    Air hujan dialirkan melalui talang
2.    Talang masuk ke menhole atau lubang di atas bangunan PAH berukuran 50 cm2,
3.    Di dalamnya terdapat koral dan strimin (saringan) yang berfungsi sebagai filter, sehingga air hujan yang masuk sudah dalam keadaan bersih
Kualitas air hujan :
1.   Kualitas air hujan di Indonesia khususnya kawasan non industri, masih relatif bagus untuk digunakan sebagai sumber baku air domestik.
2.   Belum banyak terjadi proses pencemaran baik dari atmosfir/polusi udara ataupun permukaan benda-benda kotor.
 Agar kualitasnya senantiasa baik, perlu dilakukan beberapa tindakan untuk menjaga kualitas air hujan dalam PAH.
Batas syarat maksimum air bersih :
o  Total Coliform < 50
o  Cali Tinja : 0
o  Air minum
o  Total Colifarm : 0
o  Cali Tinja : 0

Menjaga kualitas air PAH :
1.   Air hujan masuk harus bersih.
       Pastikan talang dan pipa harus terjaga kebersihannya, agar air yang masuk juga dalam keadaan bersih
       Jangan masukkan air hujan 10 menit pertama.
2.   Hindari Pencemaran ke bak PAH
       Filter, tutup PAH dan tutup peluap senantiasa terpasang baik untuk menghindari masuknya pencemar/kotoran.
       Lakukan pengecekan air dan pengurasan/pembersihan rutin.
3.   Pengambilan air
       Pengambilan air untuk mencuci dan minum melalui kran pengambilan setelah air terjadi proses pengendapan (kira-kira selang 1 jam dari akhir hujan)
       Bila perlu, lakukan proses penjernihan dan pemurnian (saringan pasir, tawas, kaporit).
Cara menggunakan air PAH :
1.    Untuk Memasak dan Minum
          Setelah mendapatkan air bersih dari PAH, air dididihkan/dimasak lebih dulu sebelum diminum.
2.   Untuk Mencuci dan Lainnya
          Air yang telah dijernihkan atau langsung dari PAH bisa digunakan untuk mencuci dan membersihkan.
Potensi masalah kesehatan PAH :
1.   Disebabkan kualitas air (Diare oleh bakteri E.Coli, lumut dan bau air kurang enak)
2.   Disebabkan binatang (DB oleh Nyamuk Aedes Agepty dan jentik).
3.   Disebabkan sanitasi (Bau karena sanitasi yang kurang baik).
Pencegahan timbulnya masalah kesehatan :
a.      Memasang semua perlengkapan PAH secara benar.
b.      Merebus air sebelum di minum.
c.      Memberikan abate dan desinfektan.
d.      Memeriksa kondisi air dan membersihkan instalasi PAH secara rutin.
e.      Membuat saluran atau parit di lingkup PAH.
                   Strategi perawatan PAH :
a.    Musim Kemarau
1)    Melepas dan menyipakan instalansi talang dan pipa penangkapan air hujan.
2)    Menutup lubang masuk dengan papan kayu dan peluap dengan filter yang masih terpasang.
3)    Penghematan penggunaan air, dimana air digunakan untuk kebutuhan pokok saja.
4)    Menyisakan air perawatan setinggi 10 cm dalam PAH dengan harapan jika PAH terlalu lama kena sinar matahari tidak dapat pecah.
b.    Musim Penghujan
1)    Memasang talang dan pipa penangkapan air hujan sebelum hujan datang
2)    Mengfungsikan pengalihan air hujan / pralon dari talang dimana air hujan pertama / 10 menit pertama jangan dimasukkan ke PAH karena masih banyak kotoran dari atap rumah.
3)    Membersihkan atap rumah dan talang serta bak PAH secara rutin.
4)    Membersihkan lingkungan PAH agar tidak ada genangan air yang dapat digunakan sebagai sarang nyamuk penyebar penyakit.
Pemeliharaan atau peran serta masyarakat :
·         Perawatan PAH menjadi tanggungjawab kelompok.
·         Kebersihan PAH dan lingkungannya semua kelompok
·         Ada kesepakatan awal, bahwa :
Dibuat bersama
Dimiliki bersama
Dimanfaatkan bersama
Dijaga dan dirawat bersama
Program atau dukungan Dinas Kesehatan terkait dengan PAH :
o   Petugas Sanitarian Puskesmas.
o   Penyuluhan Kesehatan.
o   Pengecekan sample air.
o   Penanggulangan DBD.
o   Kesehatan Rumah dan Lingkungan.