Minggu, 30 Desember 2012

Toksoplasmosis




Kucing memang binatang yang lucu dan menggemaskan, namun kucing bisa menjadi sangat berbahaya dan menakutkan apabila kucing tersebut menjadi penular penyakit Toksoplasmosis.
Apakah toksoplasmosis itu? Toksoplasmosis merupakan infeksi pada hewan berdarah panas termasuk manusia yang disebabkan oleh parasit protozoa Toxoplasma gondii. Oosista pada tinja kucing bertahan lama di dalam tanah yang lembab yang tidak terkena sinar matahari. Oosista di tanah mengalami sporulasi menjadi infektif dalam waktu 1-5 hari.
Pada kucing, toksoplasmosis umumnya jarang disertai gejala klinis meskipun kucing yang terinfeksi tersebut telah mengeluarkan berjuta-juta oosista.
Perilaku kucing yang biasa mengubur kotorannya membuat oosista bertahan lama di dalam tanah dan siap mencemari lingkungan.
Pada manusia, toksoplasmosis mempunyai arti penting terutama pada wanita hamil. Toksoplasmosis akut pada manusia sering tidak menimbulkan gejala nyata, sehingga penderita sering tidak mengetahui kalau dirinya sakit. Tetapi pada wanita di usia kehamilan trimester 1 (kehamilan sangat awal) dapat menyebabkan terjadinya abortus, bayi lahir sudah meninggal, dan cacat bawaan karena pada saat itu sedang terjadi proses pembentukan alat tubuh, kelainan yang terjadi dapat berupa hidrosefalus, gangguan syaraf, gangguan penglihatan, dan radang hati.
Gejala klinik yang muncul mirip dengan gejala klinis penyakit infeksi pada umumnya yaitu demam, pembesaran kelenjar limfe bagian belakang tanpa rasa sakit, sakit kepala, rasa sakit di otot dan lesu. Karena gejala klinis yang muncul tidak khas maka deteksi toksoplasmosis akut dilakukan dengan pemeriksaan antibodi dalam darah penderita.
Penularan toksoplasma gondii pada manusia dapat melalui 2 cara yaitu : secara aktif (didapat) dan pasif (bawaan). Penularan secara aktif terjadi bila menelan oosista infektif dan sista, sedangkan penularan pasif terjadi melalui plasenta. Faktor resiko yang dapat menimbulkan terjadinya penularan pada manusia antara lain sering bergaul dengan kucing yang terinfeksi, kebiasaan makan sayuran mentah dan buah-buahan segar yang dicuci kurang bersih, makan tanpa cuci tangan terlebih dahulu, serta mengkonsumsi makanan dan minuman yang disajikan tanpa ditutup sehingga kemungkinan terkontaminasi oosista lebih besar.
Prinsip pencegahan yang dilakukan agar tidak terkena toksoplasmosis adalah dengan memutus rantai penularan, sehingga oosista infektif maupun sista tidak masuk ke dalam tubuh. Hal ini dapat dilakukan dengan cara :
1.      Mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum makan, setelah menangani jaringan (otak, hati, daging) mentah
2.      Kucing yang dipelihara dirumah sebaiknya diberi pakan yang matang. Tempat pakan, minum dan alas tidur harus selalu bersih, sediakan bak pasir tempat kucing membuang kotoran dan harus selalu bersih
3.      Orang yang suka berkebun sebaiknya memakai sarung tangan dan setelah selesai berkebun tangan dicuci dengan air yang mengalir dan sabun.
4.      Mencuci dengan bersih sayuran mentah dan buah-buahan segar sebelum dimakan.
5.      Daging yang dikonsumsi terutama daging kambing, dan kelinci harus dimasak terlebih dahulu agar sisa oosista toksoplasma yang mungkin terbawa dalam daging tersebut mati. Pemasakan minimal pada suhu 600, paling cepat 15 menit.
6.      Hindari kontak  antara kucing peliharaan dengan hewan-hewan mamalia liar seperti rodentisia liar (tikus, bajing, musang, dan lain-lain) dan reptil kecil (cicak, kadal, bengkarung) karena kemungkinan hewan-hewan liar tersebut dapat sebagai hewan perantara toksoplasmosis.
7.      Mencuci peralatan dapur setelah digunakan untuk memasak
8.      Pemberantasan lalat dan kecoa karena dapat bertidak sebagi hospes perantara
9.      Wanita hamil harus menghindari kontak dengan kucing, tanah dan daging hewan mentah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar